Pages

Sunday, January 29, 2012

NII sampai JI

Sebuah buku yang menarik.

Sampai 2 kali buku ini dibaca walaupun pada kesempatan kedua hanya membaca pada bagian-bagian tertentu saja.

Sebelumnya saya tidak pernah tau mengenai gerakan DI/TII apalagi sampai JI, hanya penggalan-penggalan informasi via TV atau media online.

Dengan membaca buku ini banyak informasi baru yang say aketahui. Mengenai Hasan Tiro dan GAM misalnya, muasalnya sedikit disinggung dalam buku ini. Cerita mengenai Abu Bakar Baasyir yang beberapa tahun belakangan pemberitaannya sangat intens di media, atau mengenai motivasi serta bagaimana teroris berkegiatan di Indonesia, semuanya dipaparkan dalam buku ini.

Saya anggap penulis buku (Solahudin) cerdik untuk memaparkan fakta melalui narasi yang apik. Seolah-olah membaca serial detektif atau menonton film action dalam membaca buku ini. Informasi yang dipaparkan sangat kaya dan padat, memiliki sumber yang dapat ditelusuri dan dapat dipertanggungjawabkan.

Saya kira buku ini cukup low profile, mampu menampilkan informasi yang kaya mengenai salafy jihadi, historical story Darul Islam, sampai dengan isu kekinian seperti terorisme, namun menyebutkan ketidakmampuan penulis dalam menjelaskan salah satu bagian menarik dalam rangkaian cerita DI/TII yakni penjelasan keterhubungan antara Pemerintah (BAKIN) dengan DI/NII dalam serangkaian peristiwa antara tahun 1970-1976.

Beberapa hal menarik yang akan didapat ketika membaca buku ini antara lain:

1.   Asal muasal munculnya salafy jihadisme atau ajaran salaf untuk melakukan jihad.

Mulai dari pemaparan apa yang dimaksud dengan Salafy, tokoh-tokoh salafy dan ajarannya (Ibnu Taimiyah, Sayyid Qutb, Muhammad bin Abdul Wahab, Abdullah bin Baz, Abdullah Azzam sampai dengan faham Usama bin Laden dan pendirian Al Qaida.)

2.  Awal masuk faham Wahabi ke indonesia di Sumatera Barat (Kaum Padri), modernisme islam di Indoensia (Faham Salafy), berkembangnya organisasi-organisasi Islamdi Indoensia, seperti Muhammadiyah (1912), Al Irsyad (1914), Persis (1923) dan NU (1926).

3.  Sosok Kartosuwiryo sebagai aktivis gerakan islam. Cerita berorganisasi Kartosuwiryo dalam organisasi seperti, Jong Java, Jong Islamiten Bond, sekertaris pribadi HOS Tjokroaminoto, serta masuk dalam Partai Syarikat Islam (PSI).

4.  Cerita mengenai pendirian DI/TII, 7 agustus 1949 dan peristiwa penangkapan Kartosuwiryo tanggal 2 juni 1962.

5.   Periode DI 1970-1981 yang disebut Komando Jihad.

Pasca tertangkapnya Kartosuwiryo dkk. di adakan konsolidasi DI dengan menghasilkan pemimpin bari DI yakni Tengku Daud Bereuh.

terjadi perpecahan di tubuh DI, ada 2 Faksi: Faksi Fiisabilillah (penganjur jihad dengan tindakan) Faksi Fillah (penganjur jihad dengan lisan, tokohnya Djaja Sudjadi)

ada informasi menarik mengenai tokoh GAM, Hasan Tiro. Serta perubahan sikap organisasi DI menjadi organisasi rahasia (Tanzim Sirri)

6. Dalam fase komando jihad dan beberapa tahun sesudahnya DI kembali melakukan konsolidasi, kali ini yang berperan adalah generasi baru DI dengan faham salafy. Selain itu juga terdapat usaha penyusunan ideologi DI yang disusun oleh Aceng Kurnia, berupa idiologi RMU (Rububiyah, Mulkiah, Ubudiyah), munuclnya tokoh-tokoh baru DI seperti Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baasyir, Abu Jibril dkk, pusat kegiatan DI pindah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah

 

Demikian beberapa hal yang dapat ditemukan dalma buku ini. Satu yang tidak saya dapatkan dalam buku ini adalah bagaimana kondisi gerakan DI dan JI saat ini.

Selebihnya buku ini sangat layak untuk dibaca.


No comments: