Pages

Tuesday, December 16, 2008

Kondangan

Suatu hal menarik di masyarakat kita adalah dalam hal memenuhi undangan atau lebih populer dengan istilah kondangan. Banyak makna tersirat dalam aktivitas ini.
Pertama adalah nilai-nilai silaturahim. Kerabat, keluarga jauh, teman lama, keluarga teman, bisa kenal, bisa dekat, bisa bersua kembali karena aktivitas ini, oleh karena itu anda pastinya setuju dengan poin nomor satu diatas kan?
Kedua, kondangan mengandung nilai-nilai sosial! Bayangkan budaya membawa sangu berupa amplop yang berisi sejumlah uang atau kebiasaan masyarakat pedesaan yang membawa sejumlah penganan, beras, sayuran, kue-kue ke acara kondangan tersebut.
Ketiga, kondangan juga banyak mengandung nilai-nilai ekonomis. Bayangkan dari pihak penyelenggara berapa besar biaya yang mereka keluarkan untuk menghelat acara serta menjamu para tamu undangan! Tempat, asesoris pesta, tenda atau gedung, kursi, meja, catering, transport, serta biaya tetek bengek lainnya. Belum lagi dari pihak yang datang alias dari tamu undangan yang hadir. Tidak sedikit biaya yang mereka keluarkan untuk datang ke acara tersebut. Biaya transport, konsumsi serta sangu untuk si empunya hajat!
Dalam kacamata saya yang pasti kondangan itu, nyenengin apalagi yang jauh coz bisa jalan-jalan sekaligus cari oleh-oleh yang unik sekalian nyoba makanan spesial ditempat yang dikunjungi tersebut. Terus kondangan tuh tambah silaturahim apalagi klo ke tempat temen-temen lama. Terus yang pasti lagi konsekuensinya yaaah itu dia..... keluar biaya gede 

Thursday, December 11, 2008

Menulis itu mudah

Rasanya banyak hal yang bisa kita jadikan sebagai objek menulis, mulai dari aktifitas sehari-hari kita yang cenderung ringan seperti pekerjaan, kuliah, sekolah, suasana di sekeliling kita, atau bahkan kepada hal-hal yang sifatnya lebih ‘berat’ seperti politik, ekonomi, budaya, rumah tangga dan lainnya.
Ah menulis itu sulit!
Begitu komentar kebanyakan orang tentang aktifitas yang satu ini, benar demikian?
Rasanya tidak perlu banyak syarat untuk jadi seorang penulis. Kita bisa menjadi seorang yang penulis yang benar-benar penulis yang karya-karyanya di muat dalam koran, majalah, tabloid, buku. Atau menjadi seorang penulis yang sekedar penulis, yang bertujuan untuk menyalurkan hobi atau bakat. Terlepas dari motivasi apa yang ada dibelakangnya penulis tetaplah sama, yakni seseorang atau sekelompok orang yang menuangkan ide gagasan kedalam susunan kata yang membentuk kalimat yang mengandung makna.
Kita bisa memulai menulis dengan cukup hanya menuliskan satu huruf diatas kertas yang telah kita sediakan atau mengetik satu huruf pada tuts keyboard yang kita pegang. Simple bukan?
Siapapun kita
Sebagai apapun kita
Dimana pun kita berada
Menulis dapat dilakukan
Yah dapat dilakukan
Dengan mudah, dengan gairah
Mari menulis

Write write write

Write write write write write write write write write write n write........
Entah pagi ini my feel so good, semangat sekali rasanya hari ini.

Menulis menulis menulis menulis dan menulis yang terngiang-ngiang di kepala ini.
Yeah i must be a writer begitu jerit hati yang ada di dalam dada.
Bisakah?
Sejenak pertanyaan itu terlontar dan dalam tempo yang bersamaan menjatuhkan bangunan perasaan yang berundak tinggi tadi.
Menulis menulis menulis menulis dan menulis kembali terngiang-ngiang di kepala ini.
Sejenak pernyataan itu pula yang meninggikan undakan perasaan yang tadi sempat luluh.

Yah Saya harus menulis. Terus menulis. Apapun akan saya tulis.
Saya ingin jadi penulis.
Penulis.
Yah penulis.

Wednesday, September 10, 2008

Status Baru

Banyak hal akan anda jumpai jika telah menempuh satu step kehidupan yang lebih tinggi. Hal yang saya alami dan saya anggap sebagai menapaki satu anak tangga kehidupan yang lebih tinggi serta saya anggap sebagai keputusan terbesar yang pernah saya ambil sampai saat ini, yakni mengambil tanggung jawab sebagai pengambil keputusan dalam suatu jama’ah kecil dalam suatu nama suci pernikahan.

Banyak hal dari yang kecil hingga yang besar yang saya rasakan sekarang dan kelak akan anda rasakan pula. Semisal untuk panggilan saja, anda akan mendapati panggilan yang sebelumnya belum pernah terdengar dari siapapun dialamatkan kepada anda. Sebagai seorang laki-laki dengan menikah anda akan mendapat sebutan suami dr pasangan anda. Entah apa memanggilnya, karena varian untuk panggilan suami ini amat banyak. Ayah, Bapak, Mas, Abi, Abang, dan lain-lain lah. Begitu pula bagi anda seorang wanita, anda akan mendapat gelar baru yakni Istri. Sama halnya seperti suami, istri memiliki varian yang bermacam-macam, mulai dari Ibu, Bunda, hingga ke Ummi dan Mamah.

Rutinitas yang berbeda tentunya akan anda alami seiring pernikahan anda. Hal yang seolah-olah aneh, lucu serta menggelikan menurut saya pribadi. Bayangkan ketika anda terbiasa tidur seorang diri, kemudian terjaga di malam hari anda mendapati seseorang yang sebelumnya asing di samping anda. Terus terang saya masih canggung. Aneh aja rasanya. Tapi seiring berjalannya waktu serta kesadaran akan status baru yang anda sandang maka hal tersebut akan berjalan menyenangkan.

Sebagai seorang laki-laki yang biasa menyiapkan segala sesuatu sendiri, seperti mencuci, menyetrika pakaian sendiri maka jangan heran nantinya jika anda mendapati pakaian anda telah rapih bersih tercuci dan tersetrika di lemari. Atau jangan kaget disaat anda hendak sarapan pagi ataupun makan malam anda akan ditemani oleh sesosok asing di sebelah anda. Sebagai seorang wanita anda tidak usah merasa berat hati ketika melihat ke tempat pakaian kotor tiba-tiba penuh dengan potongan pakaian-pakaian yang tidak anda kenal sebelumnya. Atau anda jagnan merasa terpaksa menyiapkan hidangan untuk sarapan dan makan malam orang yang baru anda kenal. Atau jangan merasa kaget pula jika mulai hari tersebut seolah anda tidak memiliki kebebasan seperti sebelumnya. Tapi anda jangan khawatir karena setelah hari itu anda akan merasa nyaman aman karena ada yang akan melindungi anda slalu!

Mau mencoba status baru?

Pray to Allah now!

Bersambung…..

Tuesday, September 09, 2008

Langkah Baru

Ah rasanya baru kemarin delapan agustus dua ribu delapan tuh. Toh rasanya baru beberapa hari saja terasa.

Sebulan rupanya sudah tidak berinteraksi dengan blog ini....

Pertama, saya hendak mengucapkan terima kasih atas doa restu dan kehadiran rekan-rekan sekalian yagn sudha menyempatkan diri hadir di acara resepsi pernikahan dan atau resepsi pernikahan kami, serta untuk rekan-rekan yang senantiasa mendoakan dan berhalangan untuk hadir dalam acara tersebut. Saya mengucapkan terimakasih serta memberi respek yang besar untuk rekan-rekan sekalian.

Kedua, saya hendak mengucapkan selamat menunaikan ibadah Puasa di bulan suci Ramadhan bagi rekan-rekan yang menjalankan, semoga puasa kali ini puasa terbaik dari yang pernah di tunaikan.

Ketiga, saya berdoa buat rekan-rekan sekalian yang masih belum dipertemukan jodohnya oleh Allah SWT, tenang, slow dunia belum kiamat sementara belum menemukan pasangan. Pastinya ada hikmah serta rahasia yang Allah jualah yang maha mengetahui hal tersebut. Tersenyumlah. Moga jika bertemu dengan jodoh adalah yang terbaik semoga Allah cepat mempertemukan dan jika sebaliknya, moga Allah yang maha berkehendak yang menetukan.

Itu ja kayanya di postingan awal ini.

Yah postingan pertama dengan status berbeda.

Now I am a Husband.

A New Responsibility

Maybe u Know what Uncle Ben said to Peter? A great power is a Great Responsibility right? J

Yeah now, its all part of my life.

Langkah baru

Sunday, August 03, 2008

Adakah Rembulan yang lain?



Malam ini trasa kelu

Angin menebarkan beku

Desirnya membangunkan bulu kudu


Disebuah dahan sepasang burung hantu tak berbaju

Nyinyir bulat matanya memandang langit biru


Rembulan bersinar jingga bersemu

Indah berarak kelabu

Cahayanya menembus laut biru


Gemericik air membuat syahdu

Oi amboi indah skali rupamu


Siapakah engkau semburat perak bersemu di sebelah perahu?

Cahaya indah itu

Tidak, kau bukan rembulanku


Enkau bisu

Engkau semu

Thursday, July 31, 2008

Siang ini matahari Ku merah


Matahari Ku merah siang ini.

Nyalanya redup sekali

Aku tak tahu apa yang terjadi

Kutanya pada diri ini

Dia tak mengetahui


Gerangan apa yang terjadi?

Pendar cahaya nya telah tersaput tertutupi

Hai angin kenapa Engkau tak mau menemani!

Aku berlari kesana kemari

Meraba kucari cari diri ini yang tertutupi


Akankah matahari Ku terus termerahi

Tak ada jawab yang diberi

Semuanya hampa, hilang tak berperi

Harap, harapan kemanakah engkau pergi?

Akankah Engkau kembali?


Kucari lagi dan kucari

Kucari sampai seisi dunia terpenuhi

Kucari hingga terendus bau surgawi

Kucari dan akan terus kubawa bersama buai mimpi

Kucari hingga hilang diri ini

Tuk kilau mentari yang senantiasa tersenyum

Sunday, July 27, 2008

Ultah?

Secara pribadi, sy kurang begitu suka dengan akronim ‘ultah’ yang berarti ulang tahun atau ungkapan-ungkapan sejenis yang menyiratkan makna yang sama. Apalagi seringkali akronim ini dinisbatkan dengan suatu bentuk acara foya-foya yang menghambur-hamburkan biaya. Namun saya setuju jika substansi ‘ultah’diarahkan dalam rangka refleksi diri. Sebagai bahan renungan bahwa usia kita terus bertambah, mengurangi jatah usia yang Allah tentukan. Yaah sebagai bahan refleksi tentunya, sebagai bahan renungan atas apa yang telah kita capai, serta atas apa yang akan akan hendak kita tuju.

Namun, sebuah ucapan dalam konteks ulang tahun menurut sy adalah sesuatu yang wajar. Sah-sah saja untuk saling mengucapkan, tentunya didasari dengan niat itu tadi, mengingatkan bahwa bertambahnya usia berarti berkurangnya jatah usia yang Allah berikan, serta sarana saling mengingatkan antar saudara se-iman tentang hakikat serta tujuan hidup yang sebenarnya.

Dalam konteks ini sy hendak mendediaksikan 2 buah lirik lagu buat temen-temen yang sedang berbahagia disana. 2 lirik ini sangat pas rasanya dan kalo ga berlebihan sy sebut amat bagus. Satu lirik dari jamrud, tentang ‘ultah’, satu lagi dari Mocca dengan judul Friend.

Hari ini, hari yang kau tunggu

Bertambah satu tahun usiamu

Bahagialah kamu

Yang kuberi, bukan jam dan cincin

Bukan seikat bunga atau puisi

Juga kalung hati

Maaf, bukannya pelit

Atau ga'mau ngemodal dikit

Yang ingin aku beri padamu

Do'a setulus hati

Reff: Semoga Tuhan melindungi kamu

Serta tercapai semua angan dan cita-citamu

Mudah-mudahan di beri umur panjang

Sehat selama-lamanya ... Amin

(Jamrud-Selamat Ulang Tahun)

Mocca - Friend

*If anyone can fill world with joy and happiness

And cast away all of my loneliness

Always there beside me when I am down

And never my face with a frown

It's you! YEs it is you my friend who can make it all come true

It's you! YEs it is true a friend in need is a friend indeed

If anyone can fill world with joy and happiness

And cast away all of my loneliness

Always there beside me when I am down

And never my face with a frown

When you arround I wrap my self in a pearly smile

When you're arround you light the bulb inside my head

When you arround I wrap my self in a pearly smile

When you're arround I dance and sway and kiss the ground..

repeat from *

When you arround I wrap my self in a pearly smile

When you're arround you light the bulb inside my head

When you arround I wrap my self in a pearly smile

When you're arround I laugh and sing out strong and loud!


Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat Kmu Fren.

Jangan pernah berkecil hati dan berputus harapan yah.

Harapku ada satu buatmu. Semoga kelak kita bertetangga di Surga-Nya. Amiin

Thursday, July 24, 2008

Barokallah....

Barokallah....
Alhamdulillah, puji syukur kepada yang Maha Indah, yang menguasai semesta alam, Allah SWT.
Bahagia rasanya denger, orang-orang yang dekat ma qta menikah. Rasanya kebahagiaan tersebut, seperti qta merasakan apa yagn akan mereka rasakan.
Ah seneeeng bgt dengernya.
Bahkan dikala diri ini hendak merencanakan hal serupa, rasa itu tetap ada dan seolah terus membuncah di dada ini...
Selamat yaaah

Barokallah.. ....
semoga Sakinnah Mawaddah Warahmah

Mengingatkan warga Genblue sekalian :


Daftar Nikah Genblue

1. Risman :
2. Rodianto :
3. Fauzi :
4. Redi : 1 April 2007
5. Aris Rismanto : 5 Mei 2007
6. Bukhori : 16 Juni 2007
7. Mahfud :
8. Dindin : 22 januari 2008
9. Ade Kholis : 15 maret 2008
10. Saeful : 2 mei 2008
11. Deni Sobandi :

Bulan ini saja dah ada beberapa undangan masuk.
Pertama, dari temen kuliah, Cimahi. Tedi Lesmana. Resepsi di Tasik 13 Juli 2008.
Kedua, dari temen kuliah Cimahi juga, Saiful Mujab, 2 Agustus 2008.
Ketiga, temen kampus STIA LAN, Mira Duri 26 Juli 2008.
Keempat, warga Genblue SMUN 1 Cisarua, Irwan Wardani 9 Agustus 2008.
Kelima, temen kampus STIA LAN, Idayati, 26 Juli 2008.

Semoga bahagia All my Friend

Tuesday, July 22, 2008

Undangan





Dear All My Friends....
Kehadiran adalah silaturahmi, Doa & Restu adalah Cinta Kasih,
maka tiada yang lebih membahagiakan selain kehadiran rekan-rekan semua yang diiringi Doa & Restu pada resepsi pernikahan Kami :
Musda & Husni Kulsum
pada tanggal 10 Agustus 2008
Pukul 09.00 s.d selesai
Akad Nikah
8 Agustus 2008
Bertempat di Rumah mempelai wanita Buaran Mangga-Pakuhaji-Tangerang

Menghitung Hari

Setidaknya, potongan lirik lagu ciptaan seorang penuils lagu kondang tersebut mewakili rasa ini yang tengah berfluktuasi dengan berbagai macam rasa. Entah kelanjutan lirik tersebut sesuai apa tidak, yang pasti menghitung hari merupakan sesuatu yang sedang sy alami.

Menghitung hari, barangkali rasanya berbeda-beda bagi tiap orang. Mungkin rasanya akan menyedihkan seperti beberapa waktu lalu di alami oleh Sugeng, atau mungkin di tunggu-tunggu seperti apa yang sedang dialami oleh Amrozi cs.

Detik demi detik mungkin terasa akan sangat cepat atau mungkin bahkan terasa sangat lambat.

Untuk sesuatu yang menyenangkan nan menggembirakan, menghitung hari mungkin sesuatu yang amat lama. Namun bagi sesuatu yang tidak diharapkan meghitung hari menjadi sangat-sangat cepat.

Contoh sederhana adalah ketika menonton tim sepakbola Favorit yang kita dukung. Apabila tim kita kalah, yang terjadi adalah detik demi detik pertandingan seakan berjalan amat cepat. Sehingga yang mungin kita rasakan adalah, pertandingan akan segera berakhir dan tim kesayangan kita tak mampu mengejar ketinggalan. Pun sebailknya jika tim kesayangan kita unggul, detik demi detik terasa amat lambat. Sehingga yang terbersit di benak adalah, waktu pertandingan akan terus bergulir dan tim kesayangan kita akan terkejar atau bahkan mungkin menelan kekalahan.

Pun begitu yang sy alami, beberapa waktu lalu menghitung hari terasa lambat. Namun saat ini terasa sangat cepat. Tergantung persepsi sy terhadap perasaan ini. Cepat untuk beberapa saat serta amat lambat di saat yang lain.

Perasaan takut, cemas, tegang serta waswas turut menghiasi saat-saat menghitung hari. Yang terpikirkan jika itu hinggap dalam diri adalah janganlah hari itu datang. Jangan sampai.

Sisi lain yang timbul adalah rasa senang, bahagia, gembira menantikan hari tersebut. Seolah hati ini berkata ”cepatlah datang hai kau Hari, sy tak sabar menantimu”.

Begitulah silih berganti, rasa yang muncul di hati dalam menghitung hari.

Sy sampaikan kepada Anda bahwa Saat indah dalam menghitung hari adalah menikmati seluruh proses yang ada di dalamnya. Yah nikmatilah seluruh proses yang berjalan.

Selamat menghitung hari Anda.

Wednesday, July 16, 2008

Malam dan Bait-baitnya


Setiap malam tiba pikiran ini selalu melayang jauh

terbang tinggi melayang melewati pekatnya malam hingga sampai di ujung.

Yaah di ujung sana!


Ditempat yang indah

tempat dimana bidadari pagi tersenyum

tempat dimana mentari bersinar dengan lembut

tempat dimana rembulan nan anggun bersemayam

tempat dimana ditembangkan kidung-kidung penuh romansa

tempat dimana gemericik air mengalir


tahukah kamu dimana tempat itu berada??

Semua itu ada di sisi mu sayangku

Aku rindu pulang

Rindu belaian lembut jemarimu

Rindu celoteh riang suara nyaringmu

Rindu akan suasana indah kala bersamamu


Aku di sini sekarang

Aku di dekat mu

Genggamlah tangan ini jangan lepaskan

Peluk diri ini jangan terbangkan

Teruntuk yang terkasih.......... HK..................

Jakarta 4 April 2008

18.30 wib

Selektif dan Tanggap terhadap Situasi dan Kondisi

Beberapa waktu yang lalu saya mendengar cerita dari seorang teman perihal status dalam pertemanan.. Setau saya dia memiliki etiket yang bagus ke setiap orang. Sampai pada suatu waktu, rupa-rupanya etiket dia selama ini disalah artikan oleh sebuah keluarga. Beberapa tahun lalu dia kenal dengan sebuah keluarga via ibunya dalam suatu acara bedah buku. Hubungan di jalin dengan baik tanpa berpikir ke arah yang lain olehnya, berkunjung pun tak segan ia lakukan ke keluarga tersebut. Malahan ia cepat akrab dengan anggota keluarga yang lain seperti bibi, anak perempuan serta nenek dari anak perempuannya.

Tanpa ada perasaan apapun. Yang dikembangkan adalah rasa kekeluargaan. Dia merasa nyaman dengan keluarga tersebut. Apalagi keluarga tersebut termasuk keluarga yang religi.

Sampai suatu waktu dia hendak menikah. Dia menyampaikan kabar tersebut ke keluarga tersebut. Yang terjadi adalah ibu dari keluarga tersebut merasa kecewa, sedih dan terpukul, karena diam-diam dia merasa yakin bahwa teman saya tersebut cocok menjadi pendamping putranya. Yang kebetulan kenal dengan teman saya tersebut.

Ada beberapa hal yang menarik menurut saya.

Pertama, pertemanan dapat dijalin dimana saja, tanpa mengenal batasan usia. Yah seperti teman saya tersebut, yang berkenalan dengan seorang wanita baya di sebuah acara bedah buku.

Kedua, dalam dunia pertemanan komunikasi haruslah dikembangkan dengan positif oleh kedua belah pihak. Seperti si Ibu yang hendak menjodohkan putranya dengan teman saya tersebut, namun hanya keinginan belaka yang tak disampaikan ke teman saya. Padahal jika dikomunikasikan dengan baik, tidak menutup kemungkinan teman saya akan menerima.

Ketiga, selektif dan tanggap terhadap situasi dan kondisi perlu diterapkan dalam pertemanan.

Hal ketiga ini yang menarik minat saya dalam menulis artikel ini. Rasa-rasanya aneh dan lucu yah jika hal tersebut diatas terjadi. Beberapa kali nyaris saya mengalami hal tersebut. Namun dengan sedikit keterampilan Saya mampu melewatinya dengan sukses J. Situasi seperti itu memang agak-agak menyulitkan bagi orang-orang tertentu. Betapa tidak, ketika kita tulus berteman dengan sesorang dan tanpa embel-embel apapun, kemudian dibelakang terjadi hal seperti diatas walaaah... bisa dibayangkan dong.

Kondisi yang menyenangkan bisa saja terjadi, ketika kondisi diatas terjadi, kemudian ada komunikasi yang simpatik antara kedua belah pihak, teman saya tersebut memang setuju. Maka yang tjadi adalah happy ending.

Pun sebaliknya kondisi yang tidak mengenakan dapat terjadi dengan skenario seperti diatas. Teman saya tersebut hendak menikah dengan pria lain, kemudian keluarga tersebut tau dan tidak menerima dengan lapang. Kebayang tentunya apa yagn bakal terjadi. Mungkin hubungan baik yang telah dibangun selama itu bisa pupus, menguap begitu saja.

Lalu apa yang mesti dilakukan??

Berteman dengan siapa pun itu bagus dan seharusnya terus dikembangkan. Namun seperti yagn saya sampaikan di poin ketiga di atas, dalam pertemanan haruslah selektif dan tanggap terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. Itu saja kuncinya menurut saya.

Tuesday, July 15, 2008

16 Juli

16 Juli
Ri masih ingat tanggal diatas? Bagaimana dengan Kmu
Jumat 16 Juli 1999 tepatnya.
Di kawasan pemerintahan kota Tangerang, tepatnya di Kantor Dinas Pendidikan Nasional Tangerang (dulu Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) Cikokol. Kita bertiga menyongsong, mengawali sejarah hidup lanjutan setelah sekolah menengah pertama. Seru, sedih, senang, rasanya jadi satu waktu itu. Seru karena kita akan mengawali sesuatu yang baru. Suatu tantangan yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikirkan. Sedih karena harus jauh dari keluarga, jauh dari orang-orang yang selama ini selalu berada disamping kita. Senang karena akan memulai suatu aktifitas berbeda, senang karena menerima rizki yang tak terkira berupa sekolah di tempat yang belum terpikirkan sebelumnya, yang pada akhirnya mengubah jalan hidup kita bertiga. Mengenang hari ini rasanya seperti melewati masa-masa hampir 9 tahun yang lalu. Masa dimana kita bertiga berangkat bersama-sama dari suatu wilayah yang sama menuju suatu undakan yang lebih tinggi, hingga mencapai jalan hidup masing-masing.

Thursday, June 19, 2008

Aku Pilih Dia bukan Kmu

Kmu tau kenapa aku pilih Dia dan bukan memilih Kmu?
Serius ingin tau?
Subjektif memang dan merupakan hak asasi setiap manusia untuk memilih teman hidupnya.
Untuk itu aku pilih Dia. Bukan Kmu .
Pernah Aku membaca suatu artikel di suatu majalah remaja, kala itu sesorang memilih pasangan hidupnya karena hanya suatu peristiwa, artikel itu menceritakan bagaimana sekumpulan mahasiswa [aktivis tepatnya, ikhwan akhwat] sedang melakukan suatu kegiatan bakti sosial di suatu daerah, hujan lebat memaksa sekumpulan mahasiswa tersebut untuk berteduh di suatu Dangau. Entah waktu itu apa yang mereka bawa, lupa! Tiba-tiba dari sekelompok mahasiswa tersebut ada seorang wanita yang menghambur, lari begitu saja, membawa sesuatu menuju ke daerah yang menjadi tempat mereka berkegiatan.
Hujan masih mengalir.
Tak dinyana sebagian yang di Dangau terbengong-bengong. Mengapa wanita tersebut melakukan hal tersebut. Mengapa?
Apa lacur karena begitu penting sesuatu yang mereka bawa tersebut, untuk segera disampaikan ke tempat kegiatan mereka? Apa karena sebagian dari mereka telah menunggu sesuatu tersebut untuk digunakan? Atau apakah wanita itu sudah gila, berlari dibawah guyuran hujan?

Tuesday, February 26, 2008

Kenapa sopir Metromini/Bis Umum/Angkot/Mikrolet dsb suka ngebut?

Dalam beberapa kesempatan saya memperhatikan polah sopir angkutan umum dalam menjalankan ‘tugasnya’ sehari-hari. Ternyata eh ternyata sering ditemui banyak sopir yang suka ngebut! Salahkah?

Beberapa orang berpendapat bahwa hal seperti ini tidak lah bagus, ugal-ugalan, bisa membahayakan penumpang,sok-sok an dan lain-lain. “alaah mereka seperti itu karena ngejar setoran ajah”

Dalam beberapa kasus saya setuju dengan pendapat seperti itu.

Namun beberapa kasus menyajikan alasan lain dari ngebutnya mereka.

Pernah sy dengar percakapan antara kondektur dan sopir seperti ini “waah gawat neeh klo kita ga ngebut bisa terlambat masuk kerja neeh penumpang semua”. Atau juga “Bang, kebut bang, kemaleman ntar neeh nyampe rumah”, ujar kondektur kepada sopir.

Sering saya jumpai percakapan seperti ini dalam kendaraan umum.

Namun memang tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan mereka ngebut itu untuk bersaing memperebutkan penumpang dari angkutan sejenis lainnya. Yaah kompetisi J

Tapi satu hal yagn sampai saat ini saya pegang….percayakan semuanya kepada Allah, tentunya lewat perantaraan sopir-sopir tersebut.

Jadi anda sekaliian ga usah panik or khawatir jika menemui kejadian seperti diatas.

Inysa Allah selamet koq